VIRALNEWS.ID - Isu tentang kemungkinan Partai Demokrat bergabung ke dalam koalisi pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin semakin ramai diperbincangkan pasca-mundurnya Syahrul Yasin Limpo dari jabatan Menteri Pertanian.
Spekulasi ini semakin menguat setelah pertemuan antara Presiden Jokowi dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beberapa waktu lalu di Istana Bogor.
Pertemuan tersebut telah mengawali serangkaian spekulasi dan diskusi tentang kemungkinan Partai Demokrat akan bergabung ke dalam koalisi pemerintah.
Menurut analisis dari Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, isu bergabungnya Partai Demokrat ke dalam koalisi pemerintah bukanlah hal yang tiba-tiba. Ia menjelaskan bahwa hal ini dapat ditelusuri dari berbagai peristiwa politik sebelumnya.
Saidiman mengungkapkan bahwa komunikasi antara elit Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan telah dimulai sebelumnya. Terdapat upaya penjajakan koalisi dalam pemilihan presiden yang ditandai dengan pertemuan antara Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Walaupun upaya tersebut tidak terwujud, Partai Demokrat kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari partai-partai pendukung pemerintah," kata Saidiman dalam pernyataannya hari Jumat (6/10/2023).
Saidiman juga menyoroti bahwa kemungkinan Partai Demokrat bergabung ke dalam koalisi pemerintah semakin terbuka dengan adanya perubahan posisi Nasdem dan PKB yang mendukung Anies Baswedan.
"Terlebih lagi, dua menteri dari Nasdem terjerat dalam kasus korupsi. Hal ini menciptakan momen untuk pergantian menteri," tambahnya.
Namun, Saidiman juga menegaskan bahwa jika Partai Demokrat memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah, hal ini mungkin akan dianggap merugikan oleh sebagian masyarakat.
Pasalnya, kehadiran yang kuat dari koalisi tersebut dapat mengurangi keseimbangan dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah, dengan hanya PKS sebagai partai oposisi yang tersisa.
"Koalisi yang begitu kuat bisa mengurangi mekanisme pengawasan terhadap pemerintah. Dominasi politik yang berlebihan dapat membuat pemerintah kehilangan kontrol dalam hal politik yang beragam," tandasnya.
Selain itu, kemungkinan bergabungnya Partai Demokrat dalam koalisi pemerintah juga berpotensi menggeser kursi menteri dari partai-partai lain dalam kabinet.
Ini akan berdampak pada partai yang sebelumnya menduduki kursi tersebut, seperti kursi menteri pertanian yang memiliki potensi untuk diisi oleh kader Partai Demokrat jika benar mereka bergabung.
Pertanyaan tentang apakah Partai Demokrat akan bergabung ke dalam koalisi pemerintah atau tidak tetap menjadi topik hangat dalam dunia politik nasional, dan masyarakat akan terus mengikuti perkembangannya dengan seksama.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.