VIRALNEWS.ID - Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dan mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), pernah bertemu di rumah rehat Kertanegara Nomor 46, Jakarta Selatan.
Pertemuan ini menjadi sorotan, dan publik pun ingin tahu apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kami telah menginvestigasi jumlah pertemuan tersebut (berapa kali bertemu), tetapi yang pasti, pertemuan tersebut terjadi," kata Kombes Ade Safri Simanjuntak, Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, saat menjawab pertanyaan wartawan, Jumat (3/11/2023).
Sebagai informasi, penyidik telah melakukan penggeledahan di rumah rehat di Kertanegara 46 dan rumah pribadi Firli Bahuri di Bekasi beberapa waktu lalu. Hasil penggeledahan ini juga telah membawa sejumlah alat bukti terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang sedang dalam proses penyelidikan.
"Jadi, penggeledahan di beberapa lokasi, termasuk rumah tertutup yang baru-baru ini kami lakukan, terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang saat ini sedang dalam tahap penyidikan oleh tim penyidik gabungan," ungkap Ade Safri.
Rumah rehat tersebut sebelumnya dimiliki oleh seseorang dengan inisial E, dan kemudian disewakan oleh Alex Tirta kepada Filri Bahuri untuk digunakan sebagai rumah rehat dengan harga sewa sebesar Rp 650 juta per tahun sejak 2020.
Kasus dugaan pemerasan yang melibatkan pimpinan KPK dan SYL saat proses penyidikan oleh polisi akan segera menentukan tersangka dalam kasus tersebut.
"Kami akan segera mengadakan gelar perkara untuk menetapkan tersangka, dan jadwalnya telah kami rencanakan," jelas Ade.
Sebelumnya, pengacara SYL, Arianto, mengonfirmasi bahwa kliennya memang pernah bertemu dengan Ketua KPK Firli Bahuri di rumah rehat di Kertanegara tersebut. Namun, dia tidak memiliki informasi pasti mengenai waktu pertemuan tersebut.
Namun, Ketua KPK Firli Bahuri sendiri membantah pernah melakukan pertemuan dengan Syahrul Yasin Limpo (SYL) di rumah rehat tersebut. Rumah rehat tersebut sebelumnya telah digeledah oleh Polda Metro Jaya terkait dugaan pemerasan terhadap SYL.
"Kami tidak pernah melakukan pertemuan di sana. Tempat itu hanya digunakan sebagai tempat istirahat saya saat saya memiliki kegiatan di Jakarta," kata Firli pada Minggu (29/10).
Pertemuan ini tetap menjadi fokus perhatian, dan pihak berwenang terus melakukan penyelidikan terkait dengan peristiwa ini.