PDIP dan PKS Diminta Tak Terbujuk Masuk Koalisi Prabowo Gibran, Tetap Jadi Oposisi Kuat

Photo Author
- Selasa, 14 Mei 2024 | 08:30 WIB
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

VIRALNEWS.ID - Peneliti dari Formappi, Lucius Karus, menyatakan harapannya agar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi kekuatan oposisi yang kuat untuk mengawasi kinerja pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran.

Lucius mengingatkan pada masa ketika PDIP menjadi bagian dari oposisi pada periode 2009-2014, saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden keenam Republik Indonesia.

Meskipun banyak suara mereka yang kalah dari partai pendukung penguasa, PDIP dan PKS dapat menggabungkan kekuatan mereka dengan dukungan masyarakat sipil.

“Dengan menggabungkan kekuatan mereka dengan masyarakat sipil, DPR bisa dipaksa untuk mengikuti aspirasi publik, seperti yang pernah dilakukan PDIP pada periode menjadi oposisi tahun 2009-2014,” ujar Lucius di kantor Formappi, Jakarta, pada Senin (13/5/2024). .

“Dengan konsistensi menjadi oposisi dan tidak terlibat dalam pembicaraan pembagian kekuasaan, PDIP dan PKS memiliki pengalaman yang cukup untuk menunjukkan kekuatan mereka di parlemen,” tambahnya.

Lucius menekankan bahwa PDIP dan PKS memiliki pengalaman dalam menggerakkan kekuasaan masyarakat sipil.

Jika kekuatan ini bersatu dengan dukungan publik, maka mereka dapat memberikan tekanan kepada parlemen dalam proses pengambilan keputusan.

“Tugas kita sekarang adalah mendorong agar PDIP tidak melakukan persetujuan melalui kesepakatan kekuasaan, sehingga kita memiliki jaminan bahwa mekanisme check and balances akan berjalan dengan efektif dalam lima tahun mendatang,” ungkapnya.

Lucius juga menyatakan bahwa jika PDIP dan PKS bergabung dengan pemerintahan, maka hal tersebut dapat mengancam demokrasi di Indonesia.

Apalagi, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyindir pihak yang menolak untuk bekerja sama dengan mengatakan bahwa mereka sebaiknya diam atau duduk di pinggir jalan tanpa mengganggu pemerintahan atau koalisi.

"Jika tidak, demokrasi akan berakhir. Karena presiden terpilih sudah menyatakan, 'jika menjadi oposisi, maka diam saja', atau 'duduk di pinggir jalan tapi jangan mengganggu presiden atau memerintah'," tegas Lucius. (hilary)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hillary.

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dilaporkan Mabes TNI, Begini Respon Ferry Irwandi

Senin, 8 September 2025 | 21:34 WIB
X