VIRALNEWS.ID -
Anies Baswedan merespons perubahan tersebut dengan senyuman.
Pada Sabtu, 22 Juli 2023, setelah menonton pertandingan voli bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Anies memberikan keterangan kepada wartawan yang hadir.
Meskipun banyak isu lain yang muncul di luar pertandingan voli antara tim Indonesia dan Vietnam yang baru saja disaksikannya, Anies enggan memberikan tanggapan. Wartawan pun menanyakan perihal program rumah DP Rp 0 yang akan diubah oleh Pemprov DKI.
Dalam menghadapi pertanyaan tentang dinamika program hunian DP Rp 0, Anies hanya tersenyum lebar kepada wartawan sebelum meninggalkan lokasi. Sebelum pergi, Anies berpamitan kepada AHY yang turut hadir dalam acara tersebut.
Program hunian DP Rp 0 sebelumnya telah mendapat kritik dari anggota dewan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam sebuah rapat, yang menganggap program tersebut tidak memberikan manfaat yang signifikan.
Akibatnya, Pemprov DKI Jakarta akan mengevaluasi program yang menjadi peninggalan masa kepemimpinan Anies Baswedan.
Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Retno Sulistiyaningrum, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap program hunian DP Rp 0.
Rencananya, program ini akan diubah menjadi hunian dengan harga terjangkau.
"Semua akan dievaluasi kembali, tetapi program hunian terjangkau tidak akan membebani APBD. Bayangkan, dari setiap rumah susun yang telah disubsidi yang sebenarnya tidak layak, jika tidak ada solusi, apa yang dapat kita lakukan? Solusinya adalah hunian terjangkau," ujar Retno dalam rapat kerja di Komisi D DPRD DKI pada hari Selasa, 11 Juli.
Retno juga memberikan tanggapan mengenai saran dari salah satu Anggota DPRD untuk mengalihkan hunian DP Rp 0 menjadi rumah susun sewa (rusunawa).
Menurutnya, rusunawa seharusnya ditujukan untuk masyarakat menengah ke bawah, sedangkan hunian dengan harga terjangkau, yang nantinya akan menggantikan program DP Rp 0, ditujukan untuk masyarakat yang berada satu tingkat di atas.
"Hunian terjangkau adalah alternatif ketika warga sudah mampu. Saya sudah menyampaikan bahwa rusunawa perlu dibatasi karena merupakan rumah bersubsidi. Sebenarnya, rusunawa adalah inkubasi. Harapannya, ketika mereka sudah mampu dan mandiri, mereka akan memiliki rumah susun milik. Inilah yang kami tawarkan, yaitu hunian dengan harga terjangkau," ungkap Retno.
Perubahan program hunian DP Rp 0 ini menimbulkan perhatian banyak pihak dan menjadi perbincangan hangat di tingkat lokal maupun nasional.
Diharapkan dengan adanya penyesuaian ini, program hunian di ibu kota akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas ekonomi masyarakat.