VIRALNEWS.ID - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memberikan penilaian skor 5 terkait penegakan hukum di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Sarasehan Nasional Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Sabtu, 18 November lalu.
Muhammad Mardiono, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, menanggapi pernyataan Ganjar tersebut. Ia menegaskan bahwa pandangan Ganjar bukanlah kritik, melainkan refleksi terhadap kebutuhan masyarakat terkait penegakan hukum.
"Pandangan yang disampaikan oleh Pak Ganjar bukan kritik, melainkan menjawab kebutuhan yang dihadapi oleh rakyat kita. Isu-isu penegakan hukum yang diperbincangkan oleh Ganjar merupakan tanggapan terhadap keadaan yang tengah terjadi di masyarakat," ujar Mardiono di High End, Jakarta Pusat, pada Rabu, 22 November 2023.
Mardiono menambahkan bahwa penegakan hukum yang baik sangat relevan dengan perbaikan kondisi perekonomian. Menurutnya, Ganjar hanya mengangkat isu-isu yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
"Pak Ganjar ingin menjawab persoalan penegakan hukum yang sedang terjadi saat ini. Ini bukan kritik, melainkan mengangkat isu nasional yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki pendekatan hukum di tanah air," jelas Mardiono.
Lebih lanjut, Mardiono meyakini bahwa Ganjar memberikan penilaian tersebut berdasarkan pertimbangan yang matang, mengingat latar belakang Ganjar sebagai politisi, birokrat, dan akademisi.
"Pak Ganjar memiliki perhitungan sendiri dalam memberikan penilaiannya. Sebagai seorang politisi, birokrat top, dan akademisi, beliau memiliki wawasan yang luas terhadap kondisi publik," tambah Mardiono.
Sebelumnya, Ganjar memberikan skor 5 dari 10 terkait penegakan hukum di era kepemimpinan Jokowi. Pernyataan ini mencuat dalam diskusi dengan panelis Zainal Arifin Mochtar dalam acara Sarasehan Nasional IKA UNM.
Dalam konteks politik terkini, analis dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Al Faraby, menyebutkan bahwa elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir.
Salah satu faktor yang disebutkan adalah serangan terhadap Jokowi yang membuat sebagian pendukung Jokowi beralih dari pasangan Ganjar-Mahfud.