VIRALNEWS.ID - Lembaga Pengawasan Indonesia (LSI) baru-baru ini merilis hasil survei terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dalam temuannya, sebagian besar responden beranggapan bahwa Pemilu 2024 tidak diwarnai oleh kecurangan.
Survei ini dilakukan oleh LSI dengan target populasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah dan memiliki telepon.
Pemilihan sampel responden dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu dengan cara membangkitkan nomor telepon secara acak.
Sebanyak 1.211 responden dipilih menggunakan teknik RDD, dengan margin of error survei ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, berdasarkan asumsi simple random sampling.
Dalam penjelasannya, Direktur LSI, Djayadi Hanan, mengungkapkan bahwa pertanyaan kunci dalam survei ini berkaitan dengan persepsi kejadian dalam Pemilu 2024.
"Kami bertanya juga tentang berita-berita yang sedang marak ya, banyaknya kondisi dalam pemilu. Nah cara kami bertanya adalah 'Ada yang berpendapat bahwa Pemilu 2024 dengan banyak kondisi apakah para responden setuju dengan pendapat tersebut?'," kata Djayadi Hanan melalui akun YouTube LSI pada Minggu (25/2/2024).
Menurut hasil survei, sebanyak 31,4% responden menyatakan setuju bahwa Pemilu 2024 kondisi kecurangan.
Meskipun angka tersebut cukup signifikan, namun 60,5% responden menyatakan bahwa pemilu kali ini tidak dipengaruhi oleh keadaan.
Djayadi Hanan menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar responden tidak setuju dengan pendapat tentang kondisi dalam Pemilu 2024, angka 31,4% tersebut tetap menjadi perhatian karena menunjukkan adanya persepsi tentang kondisi di kalangan masyarakat.
Jika ditilik lebih rinci, Djayadi menyebut bahwa partisipasi terbanyak yang menyatakan Pemilu 2024 dianggap curang ada pada pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Meskipun demikian, Djayadi menekankan bahwa pertanyaan tentang keadaan dilakukan secara umum dan tidak menyudutkan pihak manapun.
Kalau kita lihat apakah penilaian ini cenderung partisan atau tidak, ya jawabannya cenderung iya ya.
Jadi memang para pemilih Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar itu proporsi yang menilai pemilu curang itu lebih banyak, jadi yang menilai pemilu curang itu lebih banyak proporsinya di pemilih Anies tapi cukup banyak juga di pemilih Prabowo lalu baru ke Ganjar,” tambahnya.