Setelah mengikuti beberapa tahap seleksi, pada tanggal 5 Mei 2023, ia dinyatakan lolos sebagai caleg DPRD DKI Jakarta dari PSI untuk daerah pemilihan DKI Jakarta 1 (Jakarta Pusat).
Namun, menurut Dwi, sebelum dia bisa menjalankan tanggung jawabnya, PSI telah terlibat dalam hubungan yang meragukan dengan Prabowo Subianto.
"Menurut saya, PSI telah bermain mata dengan Prabowo Subianto. Kunjungan Prabowo ke kantor PSI, yang disambut dengan baik, menurut saya telah melanggar semangat dan pandangan perjuangan saya selama ini," jelasnya.
Sebagai pendiri Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), Dwi berpendapat bahwa Prabowo memiliki sejarah terkait pemerintahan otoriter. Menurutnya, Prabowo juga terlibat dalam bisnis yang kontroversial.
Dwi juga menegaskan bahwa pada Pilpres 2014-2019, ia memilih Jokowi karena penolakannya terhadap Prabowo sebagai pemimpin. Menurutnya, Prabowo telah memanipulasi isu SARA dan memiliki keterkaitan dengan kelompok radikal dan intoleran.
"Dalam sejarah, Prabowo Subianto sering kali dihubungkan dengan penculikan aktivis. Keluarga korban masih mencari keadilan dan berharap anggota keluarga yang hilang bisa kembali," tambahnya.
Akhirnya, Dwi memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai caleg DPRD dari PSI dengan alasan yang matang.
Tidak hanya Dwi, Estugraha (Egha) Wakil Ketua Umum Ganjarian Spartan, yang juga caleg DPRD dari PSI untuk Dapil 4, Kota Bogor, juga menyatakan pengunduran dirinya dari partai tersebut. (HJ)