VIRALNEWS.ID - Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, mengeluarkan pernyataan tegas terkait fitnah yang dialamatkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Fitnah ini terkait dengan isu terbaru mengenai insiden pertemuan wakil menteri dan kontroversi food estate.
Teddy Gusnaidi mengungkapkan dugaannya bahwa kelompok pemfitnah yang menyerang Prabowo memiliki kesamaan dengan kelompok yang pernah memfitnah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Teddy, fitnah yang ditujukan kepada Prabowo bertujuan untuk merusak elektabilitas dan popularitas Prabowo secara signifikan.
Ia juga mencatat bahwa Presiden Jokowi sendiri telah turun tangan secara langsung untuk menghentikan penyebaran fitnah tersebut.
"Dalam kasus terkini, Prabowo didakwa terlibat dalam kasus food estate dan insiden menampar seorang wakil menteri. Kedua fitnah ini disebarkan secara masif dan terstruktur untuk merusak citra Prabowo. Presiden Jokowi pun turun tangan untuk menghentikan dua fitnah ini yang begitu masif," ujar Teddy Gusnaidi dalam pernyataannya pada Rabu (20/9/2023).
Teddy Gusnaidi mengamati bahwa pola dan metode penyebaran fitnah terhadap Prabowo mirip dengan yang pernah dilakukan terhadap Jokowi terkait isu ijazah palsu.
Ia menekankan bahwa modus operandi kelompok pemfitnah ini tampak serupa.
Fitnah yang disebarkan dengan sangat masif ini mirip dengan fitnah yang pernah dialamatkan kepada Jokowi terkait ijazah palsu.
Pola dan metodenya sama, di mana ada yang menciptakan fitnah dan kemudian ada kelompok orang yang menyebarkannya, tambahnya.
Oleh karena itu, Teddy Gusnaidi menduga kelompok pemfitnah yang menyerang Prabowo memiliki kesamaan dengan kelompok yang memfitnah Jokowi.
Mereka tampaknya memiliki agenda yang sama, yaitu mencegah Prabowo menjadi presiden.
"Kelompok yang melakukan fitnah ini sama dengan kelompok yang sebelumnya memfitnah Jokowi. Mereka memiliki agenda yang sama, yakni mencegah Prabowo menjadi presiden. Kita perlu waspada terhadap penyebaran berita palsu semacam ini," tegasnya.
Teddy Gusnaidi juga menghimbau agar tindakan penyebaran hoaks seperti ini mendapatkan tindakan tegas. Menurutnya, perlu ada upaya untuk mengingatkan orang-orang yang terlibat dalam penyebaran fitnah ini.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.