Fahri Hamzah Sangsikan Koalisi Amin-Gama: PKS dan PDIP Bagai Minyak dan Air

Photo Author
- Rabu, 17 Januari 2024 | 23:14 WIB
Fahri Hamzah. Foto: Detik.com
Fahri Hamzah. Foto: Detik.com

VIRALNEWS.ID - Fahri Hamzah, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gelora, mempertanyakan dan meragukan isu yang tengah berkembang mengenai kemungkinan bergabungnya kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Menurutnya, jika melihat sejarah keduanya, hubungan partai yang mendukung keduanya dikatakan sangat berseberangan.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Selasa (16/1/2024), Fahri menyatakan, "Dalam 10 tahun terakhir, PDIP dan PKS terus menerus menunjukkan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa mereka berbeda bagai minyak dan air. Dan itu benar-benar ditegaskan berkali-kali bahwa PDIP dan PKS tidak akan pernah berkoalisi dalam bentuk apapun."

Fahri menganggap keberadaan PDIP dan PKS sebagai kutub ekstrem dari polarisasi politik di Indonesia.

"Dari pengamatan politik Indonesia, yang terpolarisasi secara ekstrem adalah pemilih PKS dan PDIP. Dalam semua pemilu, pemilih dari kedua partai ini berada pada spektrum terjauh di kiri dan kanan," jelasnya.

Menurut Fahri, pendukung kedua partai ini memiliki orientasi politik yang berlawanan, mendorong munculnya tiga pasangan calon yang ada saat ini. Kelompok kanan, kata Fahri, mendukung Anies Baswedan, sementara kelompok kiri mendukung Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Mencuat Deras Kabar Amin - Gama Gabung Koalisi, Presiden PKS: Terbuka Kemungkinan di Putaran Kedua

Fahri Hamzah menyimpulkan bahwa kedua kelompok ini sulit disatukan karena adanya perbedaan ideologis yang sangat tajam.

Apabila Partai Pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud benar-benar bergabung, menurut Fahri, hal tersebut tidak akan didasarkan pada kepentingan nasional, melainkan pada amarah karena dukungan masyarakat yang terus menurun.

"Keinginan bersatu kedua kelompok dan partai ini pastilah bukan karena gagasan yang rasional, tetapi kepentingan dan kemarahan sesaat yang didorong oleh soal-soal lain yang tidak strategis dan tidak berdasar pada agenda dan kepentingan nasional," ucap Fahri.

Dengan terus menurunnya angka elektabilitas, Fahri meyakini bahwa ini merupakan tanda berakhirnya politik identitas yang tidak rasional dan hanya didasari oleh emosi sesaat.

"Koalisi PKS-PDIP adalah pertanda dari berakhirnya politik identitas yang tidak rasional yang didasarkan pada emosi dan kepentingan sesaat, karena jelas akhirnya mereka bergabung. Sesuatu yang secara teoritis mustahil," pungkas Fahri.

 
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hillary.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dilaporkan Mabes TNI, Begini Respon Ferry Irwandi

Senin, 8 September 2025 | 21:34 WIB
X