Dilaporkan ke Polda DIY Terkait Pantun Untuk Jokowi, Butet Kartaredjasa : Bukan Penghinaan, Melainkan Ekspresi

VIRALNEWS.ID - Budayawan ternama, Butet Kartaredjasa, angkat bicara terkait dilaporankannya ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Laporan tersebut diajukan atas dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menanggapi hal ini, Butet Kartaredjasa menyatakan bahwa pelapor hanya melakukan tindakan panjat sosial (pansos).

"Dia sedang pansos, projonya pansos dari pantun saya," ungkap Butet kepada wartawan di kediamannya, Kasihan, Bantul, Selasa (30/1/2024).

Butet menambahkan bahwa sebagai seorang penulis, dirinya sering mengartikulasikan pemikirannya melalui berbagai media seni, termasuk puisi, cerpen, pantun, naskah monolog, panggung pertunjukan, layar kaca, atau layar lebar.

Terkait laporan tersebut, Butet menyatakan bahwa semua warga negara memiliki hak untuk melaporkan ke polisi, dan dia tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Mengenai pantun yang menyisipkan kata binatang, Butet menjelaskan bahwa saat itu dia hanya bertanya kepada peserta di Alun-alun Wates.

Menurutnya, apa yang diucapkannya bukanlah bentuk penghinaan, melainkan ekspresi pribadinya.

"Kata binatang yang mana? Wedhus (kambing)? Ha nek ngintil itu siapa? Kan saya cuma bertanya pada khalayak. Yang ngintil siapa? 'Wedhus' berarti kan yang tukang ngintil wedhus. Tafsir aja, apa saya sebut nama Jokowi? Saya bilang ngintil kok," paparnya.

Butet menegaskan bahwa ungkapan seperti "asu" yang digunakannya bukanlah makian, melainkan ekspresi personalnya.

Dia menjelaskan bahwa kata tersebut diucapkan dalam konteks tertentu sebagai ungkapan pengagumannya terhadap kecerdasan seseorang.

"Bilang asu? Lho koe ngerti dewe, bagi saya, saya menyatakan asuok, asu banget itu bukan makian itu suatu ekspresi personal saya. Saya mengagumi kepintaran wedyan koe pintere asu tenan ok. Cah ayu wae tak unekke wasyu iki ayu banget. Asu ok itu dalam konteks saya bagaimana kata itu diekspresikan," tambah Butet.