Para Pj kepala daerah hingga perangkat Kades dan Babinsa yang diundang dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi secara tidak langsung diarahkan atau dikendalikan mendukung paslon nomor urut 2.
Hal itu, sangat mungkin terjadi karena kultur masyarakat dan kultur birokrasi Indonesia yang feodalistik paternalistik mendorong rakyat untuk menghormati orang-orang dengan jabatan yang lebih tinggi.
"Ditambah lagi ada kultur asal bapak senang, yang penting beliau senang sebagai atasan, cara mengabdi kepada Bapak. Kemudian ada lagi kultur safety play, yang penting main aman. Jadi jabatan kita aman, proyek aman, maka ikutilah apa kata atasan. Maka inilah yang dikerjakan Pj-Pj yang disiarkannya dipusatkan oleh presiden,” ujar Djohermansyah.
271 PJ Kepala Daerah
Dengan latar belakang ini, para Pj akan selalu mengikuti dan membaca gerak-gerik dukungan Presiden ke paslon dalam Pilpres.
Maka ketika Presiden Jokowi makan bersama Prabowo Subianto, hal itu sudah menjadi kode bagi para Pj kepala daerah bahwa inilah jagoan presiden di Pilpres 2024.
“Dengan demikian, 271 Pj itu dengan jaringan yang dia miliki ke masyarakat, dan dengan perangkat Pemda yang dikuasai sampai ke Kecamatan, begitu pula para Kades, semua itu bisa dipakai untuk memenangkan paslon nomor 2.”
"Inilah yang mendongkrak suara Prabowo - Gibran hingga mencapai 58 persen," kata Djohermansyah.
Hal ini, selanjutnya, sangat memprihatinkan karena untuk memilih pejabat kualifikasi seleksinya cukup berat.
"Untuk menjadi kepala dinas saja, harus mengikuti tahapan seleksi berbulan-bulan dengan syarat yang ketat. Namun untuk Pj kepala daerah ditentukan tanpa syarat yang jelas."
Terlebih lagi, ada yang bukan berasal dari birokrat melainkan tentara dan polisi, serta kementerian dan lembaga yang tidak ada izin dengan pemerintah daerah.
Makanya dapat disimpulkan para pejabat ini pada akhirnya bukan kepentingan untuk mengurus rakyat, pelayanan-pelayanan publik yang baik, tapi lebih mengurus kepentingan pusat, jelas Djohermansyah.
Dia menambahkan, dalil ini dapat dibuktikan dari hasil Pilpres 2024 di mana sebagian besar daerah yang dipimpin Pj yang dipilih Presiden Jokowi dimenangkan oleh Prabowo Gibran.
Bahkan rata-rata kemenangan paslon nomor urut 2 di daerah-daerah yang dipimpin Pj yang ditunjuk presiden jumlah suaranya mencapai di atas 50 persen.
"Jadi kemenangan Paslon nomor 2 itu sekitar 50 persen di daerah yang dipimpin Pj, artinya menang besar lah. Ini membuktikan, presiden kali ini memang menggunakan aparatur sipil negara atau aparatur negara memuluskan kemenangan paslon nomor 2 di Pilpres 2024," pungkas Djohermansyah. (bs, tribunnews)